Mengenai Saya

Foto saya
Seseorang yang sangat dikasihi oleh 1 pribadi

Senin, 26 Desember 2011

Cerpen


Tersenyum dan Bergembiralah

“Ma… Merry pulang.”
“Kok pulangnya sore banget Mer? Dari mana aja?”
“Maaf Ma, Merry abis kerja kelompok disekolah.”
“Ya udah, sekarang kamu makan dulu sana.”
Aku berjalan menuju meja makan dan yang kulihat hanyalah sayur bayam dan tempe goreng.
“Terima kasih Tuhan karena aku  dan Mama masih bisa makan.” Ucapku dalam hati. Mama masih saja berada didepan meja jahit ketika aku hendak pergi tidur. Begitulah Mama, tak kenal lelah dan selalu bekerja keras. Aku mengurungkan niatnya untuk pergi tidur dan sebaliknya, aku malah menemani Mama.
“Ma, kenapa sih Mama masih aja bersusah payah bekerja padahal kan kita udah percaya kalo Tuhan bakal berkati kita?”
“Merry sayang, iman tanpa perbuatan itu tidak ada artinya, begitu juga sebaliknya. Ya udah, sekarang kamu tidur ya kan besok kamu harus sekolah. Oia, jangan lupa berdoa.”
“Mama juga tidur dong kan Mama udah capek kerja seharian.”
“Iya nak, Mama akan tidur setelah kamu tidur.”
Karena aku percaya kata Mama, aku melangkahkan kaki kekamar dan berdoa sebelum tidur. Keesokan paginya aku kesekolah seperti biasa dan Mama pun melanjutkan pekerjaan menjahit baju pesanan.
Waktu begitu cepat berlalu hungga sekarang aku sudah berada di bangku SMA kelas 2 semester genap. Hari ini tanggal 14 februari yang berarti hari ulang tahun Mama.
“Maaf ya Ma, aku ga bisa kasih apa-apa ke Mama tapi aku janji kalo aku udah punya uang sendiri, aku bakal kasih hadiah buat Mama.”
“Terima kasih ya sayang tapi Mama udah bersyukur Tuhan masih tambahin umur Mama sehingga Mama bisa lihat kamu tumbuh dewasa.”
Aku hanya bisa memeluk mama dan aku merasakan ada cinta kasih yang tulus dari Mama. Saat aku mamasuki kelas 3 semester ganjil, Mama terlihat lebih sibuk dari biasanya. Aku sempat melihat ada sebuah sketsa baju diatas tumpukan macam-macam kain batik.
“Ah, mungkin ada tetangga yang minta dibuatin baju batik.” Itulah yang terlintas dalam pikiranku karena itulah pekerjaan Mama, menjahit baju.
Hari-hariku selanjutnya selalu dipenuhi dengan kasih karunia Tuhan. Begitu pun hari ini, hari ulang tahunku yang jatuh pada tanggal 24 desember. Kami tidak merayakannya, kami hanya berdoa bersama untuk hari yang istimewa ini.
“Mer, ini, Mama punya hadiah buat kamu.” Mama memberikan sebuah kotak yang terbungkus kertas koran.
“Ini apa Ma?”
“Kamu buka aja. Mama harap kamu suka dengan kadonya.” Jawab Mama sambil tersenyum. Dengan hati-hati aku membuka kotak itu. Aku terkejut saat melihat isinya. Ternyata, sketsa yang waktu itu aku lihat adalah sketsa untuk gaun ini, gaun yang ada dihadapanku. Gaun itu terlihat indah dan sederhana.
“Waahh, bagus banget Ma. Pasti Mama buat ini dengan susah payah. Makasih banyak ya Ma.”
Setelah itu, aku tak bisa berhenti tersenyum sampai aku tertidur lelap dikamarku. Aku bangun pagi dan harus pergi ke gereja karena ada latihan tamborin terakhir kali sebelum acara Natal nanti malam. Latihan berjalan dengan baik dan kami pulang untuk beristirahat. Mama sedang membaca Alkitab ketika aku sampai dirumah.
“Halo Ma…” sapaku.
“Halo sayang. Gimana tadi latihannya?”
“Lancar Ma.”
“Sini duduk disamping Mama. Mer, inget ya, kamu main tamborin untuk melayani Tuhan, memuliakan nama-Nya bukan untuk tampil dan dilihat orang.”
“Iya Ma. Makasih ya Mama udah ngingetin.”
Beberapa saat kemudian waktu telah menunjukkan pikul 5 sore dan acara Natal akan dimulai pukul 6. Semua apnitia dan pengisis acara harus datang 1 jam lebih awal untuk mempersiapkan semuanya. Aku sudah sampai di gereja, bersiap-siap, melakukan tugasku, mengikuti acara, dan kebaktian Natal tahun ini pun selesai.
Lima tahun kemudian aku menjadi sarjana arsitektur dan bekerja di sebuah perusahaan. Saat memasuki bulan Januari, Mama mulai sakit-sakitan. Aku mengajak Mama ke dokter tapi Mama tidak mau. Katanya, Mama tidak sakit parah dan hanya minta dirawat dirumah. Suatu pagi, aku seperti biasa pergi bekerja dan aku dipanggil ke ruangan atasanku.
“Merry, kamu saya tugaskan untuk mempelajari hal-hal perarsitekturan di Paris.” Kata Pak Ferdinand.
“Maaf Pak, saya rasa saya tidak bisa pergi karena mama saya sedang sakit.”
“Oh tenang aja Mer, kamu akan berangkat bulan depan tanggal 8-13 Februari. Semuanya sudah saya urus, kamu tinggal berangkat.”
“Baik Pak, kalau mama saya sudah membaik, saya akan pergi.”
Tiba-tiba aku teringat akan hari ulang tahun mama tanggal 14 februari. Aku berniat memberikan hadiah buat Mama. Puji Tuhan, kondisi Mama semakin membaik. Dan sekarang tanggal 8 dan aku harus pergi sesuai janjiku. Disana, aku melakukan tugasku dan tidak lupa membeli sebuah hadiah buat Mama, sebuah kain sutra warna merah maroon, warna kesukaan Mama. Saat aku menunggu di bandara untuk kembali ke Indonesia, mataku terus berkedut. Aku merasa sangat tidak nyaman sampai akhirnya aku berada di rumah.
“Ma… Merry pulang.”
Tak ada yang menjawab. Aku ke kamar Mama dan melihatnya terbaring di tempat tidur. Aku menyentuh Mama untuk membangunkannya tetapi tubuh Mama terasa dingin. Mama sudah pulang kerumah Bapa dengan tersenyum. Aku tak bisa menangis karena terlalu sedih dan kaget. Aku hanya duduk disamping Mama.
“Ma, Mama inget ga? Aku pernah janji ke mama buat kasih hadiah kalo aku udah punya uang sendiri kan? Liat deh Ma, aku udah beliin kadonya. Aku tau Mama suka kain sutra warna merah maroon jadi aku kasih ini buat Mama.” Aku meletakkan kado itu di samping Mama. Aku berdiri melangkah keluar untuk meminta bantuan kepada tetangga tetapi sebelum aku keluar. Aku melihat ada sebuah kotak berukuran agak besar dan ada tulisan ‘untuk Merry’ di bagian depan. Aku membuka kotak itu dan melihat sebuah gaun pengantin dan sebuah surat.
Untuk Merry,
Sebenernya ini adalah kado untuk kamu saat kamu lulus kuliah dan menjadi sarjana tapi Mama pikir terlalu cepat untuk memberikan kado ini melihat isinya adalah gaun pengantin yang sangat sederhana yang Mama jahit. Jadi Mama memutuskan untuk memberikan kado ini setelah kamu memperkenalkan calon suamimu pada Mama. Mama harap kado ini bisa cepat Mama kasih ke kamu supaya Mama bisa lihat kamu mengenakan gaun ini di hari pernikahanmu.
                                                                                    Dengan penuh cinta kasih,
                                                                                                Mama
Sekali lagi, aku sangat terkejut dan tak bisa berkata apa-apa. Aku mencium Mama terakhir kalinya dan setelah itu aku meminta bantuan. Selesai sudah semuanya dan sekarang hanya ada aku seorang diri. Tidak, tidak lagi seorang diri karena aku sudah menemukan seseorang yang akan menemaniku seumur hidupku. Josh, ya, dialah yang menghiburku saat aku teringat tentang Mama dan dia yang mendukungku sampai saat ini.
Kami menikah satu tahun kemudian di altar Tuhan. Aku mengenakan gaun pemberian Mama dan siap menjadi seorang istri.
“Ma, aku tahu Mama sedang tersenyum disana. Terima kasih atas semuanya ya Ma. Sekarang aku sudah menemukan pasangan hidupku, Josh.”
Dari gereja, kami berziarah ke makam Mama dan kami melanjutkan perjalanan hidup kami. Bersyukur, tersenyum, dan bergembiralah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Myspace Graphics
Myspace Graphics, Christian Graphics at WishAFriend.com